Jejak Kecil, Manfaat Besar: Menyelami Dunia Trace Element

Pendahuluan
Trace element, atau elemen jejak, adalah mineral esensial yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sangat kecil, tetapi memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai fungsi biologis. Meskipun dibutuhkan dalam konsentrasi rendah, kekurangan elemen jejak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Sebaliknya, asupan yang cukup dapat mendukung kesehatan optimal, mulai dari metabolisme hingga fungsi sistem kekebalan tubuh.
Artikel ini akan menjelaskan apa itu trace element, kebutuhan hariannya, manfaatnya bagi tubuh manusia, akibat kekurangan elemen jejak, serta berbagai sumber makanan kaya trace element dari sumber nabati dan hewani.
Apa Itu Trace Element?
Trace element adalah jenis mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat kecil, biasanya kurang dari 100 mg per hari. Elemen ini termasuk zat besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), selenium (Se), yodium (I), mangan (Mn), molibdenum (Mo), kobalt (Co), dan fluorida (F). Meskipun jumlahnya kecil, peran trace element sangat penting dalam menjaga keseimbangan metabolisme, kesehatan seluler, dan berbagai proses fisiologis penting lainnya.
Fungsi utama trace element dalam tubuh meliputi kofaktor untuk enzim, komponen struktur protein, dan pengatur berbagai proses biokimia. Tanpa trace element yang memadai, tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal, dan dapat mengalami berbagai masalah kesehatan seperti anemia, gangguan metabolisme, hingga penurunan kekebalan tubuh.
Kebutuhan Harian Trace Element
Kebutuhan harian trace element bervariasi tergantung pada jenis elemen, usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan individu. Berikut adalah rekomendasi asupan harian beberapa trace element utama menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan panduan internasional lainnya:
– Zat Besi (Fe):
– Pria dewasa: 8 mg/hari
– Wanita dewasa: 18 mg/hari (lebih tinggi karena menstruasi)
– Wanita hamil: 27 mg/hari
– Zink (Zn):
– Pria dewasa: 11 mg/hari
– Wanita dewasa: 8 mg/hari
– Wanita hamil: 11 mg/hari
– Tembaga (Cu):
– Pria dan wanita dewasa: 900 mcg/hari
– Wanita hamil: 1000 mcg/hari
– Selenium (Se):
– Pria dan wanita dewasa: 55 mcg/hari
– Wanita hamil: 60 mcg/hari
– Yodium (I):
– Pria dan wanita dewasa: 150 mcg/hari
– Wanita hamil: 220 mcg/hari
– Mangan (Mn):
– Pria dewasa: 2.3 mg/hari
– Wanita dewasa: 1.8 mg/hari
– Molibdenum (Mo):
– Pria dan wanita dewasa: 45 mcg/hari
Manfaat Trace Element untuk Tubuh
Trace element memiliki banyak manfaat penting bagi kesehatan manusia. Beberapa di antaranya adalah:
1. Zat Besi (Fe) – Produksi Hemoglobin dan Energi
Zat besi adalah komponen utama hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, yang ditandai dengan kelelahan, lemah, dan pusing. Selain itu, zat besi juga berperan dalam metabolisme energi dan fungsi kekebalan tubuh.
2. Zink (Zn) – Pertumbuhan dan Fungsi Kekebalan Tubuh
Seng penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung fungsi kekebalan tubuh yang optimal. Seng juga membantu penyembuhan luka, menjaga kulit tetap sehat, dan berperan dalam sintesis DNA. Selain itu, seng berfungsi sebagai kofaktor dalam lebih dari 300 enzim di tubuh.
3. Tembaga (Cu) – Pembentukan Kolagen dan Antioksidan
Tembaga diperlukan untuk produksi kolagen, protein yang penting untuk kesehatan kulit, tulang, dan jaringan ikat. Tembaga juga berperan sebagai antioksidan, membantu melawan kerusakan sel akibat radikal bebas, serta membantu penyerapan zat besi.
4. Selenium (Se) – Perlindungan Sel dan Fungsi Tiroid
Selenium adalah bagian dari enzim antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Selain itu, selenium mendukung fungsi tiroid yang sehat dan berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Kekurangan selenium dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid seperti penyakit Hashimoto.
5. Yodium (I) – Fungsi Tiroid
Yodium adalah komponen utama hormon tiroid, yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan. Kekurangan yodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid (gondok) dan hipotiroidisme, terutama pada wanita hamil dan anak-anak.
6. Mangan (Mn) – Kesehatan Tulang dan Metabolisme Karbohidrat
Mangan berperan dalam pembentukan tulang, sintesis kolagen, serta metabolisme karbohidrat dan lemak. Mineral ini juga membantu enzim antioksidan superoksida dismutase (SOD), yang melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
7. Molibdenum (Mo) – Detoksifikasi dan Metabolisme Zat Gizi
Molibdenum adalah kofaktor untuk enzim yang membantu detoksifikasi tubuh dari senyawa berbahaya, termasuk sulfur dan purin. Selain itu, mineral ini membantu metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
Akibat Kekurangan Trace Element

Kekurangan trace element, meskipun jarang terjadi dalam diet yang seimbang, dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Berikut beberapa kondisi yang disebabkan oleh kekurangan trace element:
1. Kekurangan Zat Besi (Anemia Defisiensi Besi)
Kekurangan zat besi menyebabkan produksi hemoglobin menurun, yang berujung pada anemia. Gejalanya termasuk kelelahan, kulit pucat, lemah, sesak napas, dan pusing. Pada anak-anak, kekurangan zat besi dapat menghambat perkembangan kognitif dan fisik.
2. Kekurangan Zink (Gangguan Imunitas dan Pertumbuhan)
Kekurangan Zink dapat menyebabkan gangguan fungsi kekebalan tubuh, menjadikan seseorang lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, pada anak-anak, kekurangan zink dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, nafsu makan berkurang, dan gangguan perkembangan seksual.
3. Kekurangan Tembaga (Anemia dan Gangguan Tulang)
Kekurangan tembaga dapat menyebabkan anemia yang tidak merespons terhadap suplemen zat besi. Selain itu, kekurangan tembaga dapat menyebabkan gangguan kesehatan tulang seperti osteoporosis, serta penurunan kekuatan jaringan ikat.
4. Kekurangan Selenium (Gangguan Tiroid dan Kardiomiopati)
Kekurangan selenium dapat menyebabkan penyakit Kashin-Beck, suatu bentuk kardiomiopati (penyakit otot jantung) yang dapat berakibat fatal. Selain itu, kekurangan selenium dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan meningkatkan risiko terkena kanker.
5. Kekurangan Yodium (Gondok dan Hipotiroidisme)
Kekurangan yodium menyebabkan gangguan pada kelenjar tiroid, termasuk pembesaran tiroid (gondok) dan hipotiroidisme, yang mengakibatkan penurunan metabolisme, peningkatan berat badan, serta kelelahan. Pada wanita hamil, kekurangan yodium dapat menyebabkan cacat lahir.
6. Kekurangan Mangan (Gangguan Metabolisme dan Kesehatan Tulang)
Kekurangan mangan dapat menyebabkan gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat, serta mempengaruhi kesehatan tulang. Kekurangan ini juga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dan osteoporosis.
7. Kekurangan Molibdenum (Gangguan Detoksifikasi)
Kekurangan molibdenum sangat jarang, tetapi ketika terjadi, dapat mengganggu proses detoksifikasi tubuh dari senyawa sulfur dan purin, yang mengakibatkan penumpukan zat-zat beracun dalam tubuh.
Sumber trace element
Sumber trace elemen dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, baik dari sumber nabati maupun hewani. Berikut adalah beberapa contoh sumber trace element utama:
1. Zat Besi (Fe)
– Sumber Nabati: Bayam, lentil, kacang merah, biji labu, dan quinoa.
– Sumber Hewani: Daging merah (seperti daging sapi dan kambing), hati (ayam dan sapi), dan kerang (terutama tiram).
2. Zink (Zn)
– Sumber Nabati: Kacang-kacangan (seperti almond dan kacang mete), biji wijen, biji bunga matahari, dan gandum utuh.
– Sumber Hewani: Daging merah, ayam, ikan (seperti salmon), telur, dan kerang.
3. Tembaga (Cu)
– Sumber Nabati: Kacang-kacangan (seperti walnut dan almond), biji bijan, jamur, dan kentang.
– Sumber Hewani: Hati sapi, hati ayam, kerang, dan daging sapi.
4. Selenium (Se)
– Sumber Nabati: Biji bunga matahari, beras merah, brokoli, dan bayam.
– Sumber Hewani: Ikan (seperti tuna dan salmon), kerang, telur, dan daging.
5. Yodium (I)
– Sumber Nabati: Rumput laut, garam beryodium, dan cranberry.
– Sumber Hewani: Ikan laut (seperti tuna dan cod), udang, telur, dan produk susu.
6. Mangan (Mn)
– Sumber Nabati: Gandum utuh, beras merah, bayam, dan nanas.
– Sumber Hewani: Kerang, tiram, daging ayam, dan telur.
7. Molibdenum (Mo)
– Sumber Nabati: Kacang-kacangan (seperti lentil dan kacang hitam), biji-bijian, dan sayuran hijau.
– Sumber Hewani: Daging sapi, produk susu (seperti yogurt dan keju), dan hati.
Referensi Buku dan Artikel Ilmiah
Berikut adalah beberapa referensi yang dapat digunakan untuk memahami lebih dalam tentang trace element, termasuk informasi mengenai kebutuhan harian, manfaat, akibat kekurangan, dan sumber makanan:
1. Institute of Medicine (IOM). Dietary Reference Intakes for Calcium, Phosphorus, Magnesium, Vitamin D, and Fluoride. Washington, D.C.: National Academy Press, 1997.
– Menyediakan panduan mengenai kebutuhan mineral, termasuk trace element.
2. National Institutes of Health (NIH). “Micronutrients: Trace Elements.” [NIH Website](https://ods.od.nih.gov/factsheets/List-All/).
– Informasi mendalam mengenai berbagai trace element, termasuk fungsi dan sumber makanan.
3. García-Casal, M. N., et al. “Iron, Zinc, and Iodine: From Dietary Sources to Functional Applications.” Nutrients, vol. 10, no. 10, 2018, p. 1357.
– Artikel ini membahas tentang sumber makanan dan fungsi trace element seperti zat besi, seng, dan yodium.
4. Ferro-Luzzi, A., et al* “The Importance of Trace Elements.” European Journal of Clinical Nutrition, vol. 53, no. 6, 1999, pp. 433-438.
– Menyoroti pentingnya trace element dalam diet dan kesehatan manusia.
5. Sullivan, J. L. “Iron and Zinc: Deficiency and Supplementation.” American Journal of Clinical Nutrition, vol. 69, no. 2, 1999, pp. 337-344.
– Mengulas tentang kekurangan dan suplementasi zat besi dan seng.
6. World Health Organization (WHO). “Trace Elements in Human Nutrition and Health.” Geneva: WHO, 1996.
– Dokumen resmi yang membahas peran trace element dalam nutrisi manusia dan kesehatan.
7. Food and Agriculture Organization (FAO). “Fao/Who Codex Alimentarius: Guidelines for Vitamin and Mineral Food Supplements.” FAO/WHO, 2004.
– Panduan tentang vitamin dan mineral dalam makanan, termasuk trace element.
8. Harvard T.H. Chan School of Public Health. “Vitamins and Minerals.” [Harvard Nutrition Source](https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/vitamins-and-minerals/).
– Informasi mengenai berbagai vitamin dan mineral, termasuk trace element, serta manfaat dan sumbernya.
9. American Institute for Cancer Research (AICR). “Zinc.” [AICR Website](https://www.aicr.org/resources/blog/what-you-need-to-know-about-zinc/).
– Memuat informasi tentang zinc sebagai trace element dan pentingnya dalam kesehatan.
10. U.S. Department of Agriculture (USDA). “FoodData Central.” [USDA Website](https://fdc.nal.usda.gov/).
– Database yang menyediakan informasi nutrisi untuk berbagai makanan, termasuk kandungan trace element.
Kesimpulan
Untuk memastikan tubuh mendapatkan semua trace element yang diperlukan, penting untuk mengonsumsi diet yang seimbang dan bervariasi, yang mencakup berbagai jenis makanan dari sumber nabati dan hewani. Ini akan membantu mencegah defisiensi dan mendukung kesehatan optimal.